LampungSelatan, Lampungsai.com — Di tengah dinginnya angin malam yang menyapu ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), sebuah momen tak biasa terekam mata. Seorang sopir truk yang tengah beristirahat di bahu jalan, dengan mata lelah dan tubuh letih setelah perjalanan panjang, tiba-tiba dihampiri oleh seorang anggota Patroli Jalan Raya (PJR).
Namun, yang terjadi bukanlah teguran keras ataupun surat tilang seperti yang sering ditakuti para pengemudi.
Yang datang justru secangkir kopi hangat, disertai senyuman tulus dari sang petugas, Ipda Adi Wiyono.
“Silakan, Pak… istirahat sebentar sambil ngopi. Tapi setelah ini, jangan berhenti di bahu jalan lagi ya, berbahaya,” ucap Ipda Adi penuh kehangatan sambil menyerahkan kopi itu kepada sang sopir.
Program “Ngopling Maspir”: Polisi dan Sopir Truk Ngopi Bersama
Kejadian menyentuh ini merupakan bagian dari program unik bernama Ngopling Maspir (Ngopi Keliling Bareng Pak Sopir). Program ini adalah gagasan Ipda Adi Wiyono, Kanit Induk 1 Sat PJR Ditlantas Polda Lampung, yang mengedepankan pendekatan humanis dalam menjaga keamanan lalu lintas.
Selama dua bulan terakhir, Ipda Adi dan timnya berkeliling di ruas tol Bakauheni–Terbanggi, mulai dari Exit Tol Sidomulyo, Kalianda, hingga Bakauheni, menyapa dan mengedukasi sopir yang terlihat berhenti di bahu jalan.
“Bahu jalan itu bukan tempat parkir. Kami tidak ingin hanya memberi teguran, tapi juga memberi pemahaman. Kami ingin sopir tahu bahwa berhenti di bahu jalan itu berisiko besar,” jelas Ipda Adi Wiyono.
Pesan Keselamatan di Balik Secangkir Kopi
Program ini bukan sekadar membagi-bagikan kopi. Di balik setiap tegukan hangat, terselip pesan keselamatan dan kepedulian:
Menghimbau sopir agar tidak berhenti di bahu jalan karena bisa memicu kecelakaan fatal.
Mengurangi risiko mikrosleep, yakni tertidur sesaat saat mengemudi, yang sering menyebabkan kecelakaan di tol.
Mencegah tindak kejahatan, karena sopir yang berhenti di tempat rawan bisa menjadi sasaran kriminalitas.
Bagi para sopir, kehadiran Ipda Adi dan timnya terasa seperti angin segar. Mereka merasa dihargai dan diperhatikan, bukan hanya dianggap sebagai pelanggar aturan.
“Jarang ada polisi yang mau duduk bareng kami, apalagi ngajak ngopi sambil ngobrol. Rasanya kayak punya teman di jalan,” ungkap Junaidi, seorang sopir truk yang sering melintas di jalur Bakauheni–Terbanggi.
Hangatkan Malam, Selamatkan Nyawa
Di tengah kerasnya dunia transportasi dan dinginnya malam di jalan tol, sebuah secangkir kopi sederhana mampu menjadi jembatan antara penegak hukum dan masyarakat.
Berbekal program Ngopling Maspir, Ipda Adi Wiyono dan timnya tak hanya menghangatkan malam yang sunyi, tapi juga menyelamatkan nyawa dengan cara yang penuh ketulusan.
“Buat saya, keselamatan para sopir dan pengguna tol adalah prioritas utama. Jika secangkir kopi bisa membuat mereka lebih sadar dan hati-hati, itu sudah cukup berarti,” tutup Ipda Adi sambil tersenyum.