Bandar Lampung, Lampungsai.com – Gelaran Pekan Bahasa dan Sastra 2018 yang dihelat Kantor Bahasa Provinsi Lampung, 17 hingga 28 September, dipusatkan di kantor kepanjangan tangan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud itu, tak luput dari radar partisipasi Universitas Muhammadiyah (UM) Lampung.
Empat mahasiswa program studi (prodi) Bahasa Indonesia FKIP UM Lampung nampak hadir bersemangat, larut bersama para peserta Lomba Berbalas Pantun, di gelaran hari terakhir kegiatan, Jumat 28 September 2018.
Alifi Nur Hakiki, Dinda Ayu Pratiwi, dan Sugianto (semester 3), serta Fajar Irwan yang baru semester 1, didampingi dosen pembimbing Desnia Verlinda, mengikuti tangkai lomba kegiatan bertema Merekat Kebhinekaan dengan Bahasa dan Sastra itu.
Lomba Berbalas Pantun berlangsung mulai pukul 9 pagi, diikuti 26 peserta dari kampus perguruan tinggi seperti UM Lampung sendiri, Universitas Lampung (Unila), Universitas Teknokrat Indonesia, Universitas Malahayati, dan STKIP Pringsewu.
Rektor UM Lampung Dr. Dalman, M.Pd., mengaku bangga dengan adanya partisipasi peserta anak didiknya. “Dengan kepesertaan Lomba Berbalas Pantun, bukan saja turut hadir jadi salah satu unsur pelestari budaya tradisi leluhur bangsa, itu juga bukti mahasiswa yang berani, kreatif dan berkeinginan untuk maju,” sambut Dalman.
Sebelumnya, Pekan Bahasa dan Sastra 2018 diisi beragam lomba kebahasaan dan kesastraan, mulai debat siswa SMA/SMK/MA/sederajat, lomba pewara, lomba mengajar, lomba pidato, cerdas cermat, musikalisasi puisi, mendongeng, puisi, dan berbalas pantun.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung Yanti Riswara, saat membuka kegiatan 17 September 2018 lalu, mengatakan gelaran itu bagian emban tugas pihaknya mengembangkan dan memasyarakatkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah KBBI, di Lampung khususnya.
Kegiatan bertujuan mengembangkan wawasan pengetahuan peserta terhadap dinamika bahasa Indonesia mengikuti dinamika zaman. Juga, meningkatkan peran fungsi bahasa Indonesia (terutama) sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. (rls/red)