Temu Netizen #MenujuB30 Usai, Milenial Palembang: Biodiesel Energi Masa Depan

0
571

Palembang, Lampungsai.com – Rangkaian acara kegiatan edukasi dan sosialisasi publik warganet terkait rencana implementasi pemanfaatan CPO atau Crude Palm Oil sebagai campuran bahan bakar energi ramah lingkungan yang dihelat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kemen-ESDM) usai sudah.

Kota Palembang, Sumatera Selatan jadi kota penutup ajang temu Sobat Energi dalam rangkaian sosialisasi #MenujuB30 (campuran 30 persen biodiesel dalam bahan bakar solar yang akan diimplementasikan mulai tahun 2020). Kamis, 18 Juli 2019).

Bertema “Biodiesel Punya Wong Kito”, helat edukatif Temu Netizen #MenujuB30 tersebut dihadiri lebih dari 100 peserta ragam profesi. Dari dokter gigi, PNS, pensiunan, pegawai swasta, hingga blogger. Juga, mahasiswa/pelajar, wartawan, dan fotografer. Lainnya, penulis freelance, fresh graduate, aktivis NGO, kontraktor, hingga creativepreneur.

Dalam keterangan pers kementerian yang diterima redaksi Jum’at (19/7/2019) pagi, Kementerian ESDM menggandeng serta Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), memberikan peningkatan edukasi warganet atas isu-isu aktual terkait pemanfaatan CPO sebagai campuran bahan bakar ramah lingkungan B20 dan rencana implementasi B30 yang kini tengah sampai tahap uji jalan kendaraan.

Gelaran Kota Empek-Empek ini memuncaki sukses rangkaian edukasi penggunaan biodiesel pada kendaraan di tiga kota, yakni Medan (2 Juli 2019), Balikpapan (4/7/2019) dan Palembang, kemarin.

Diketahui, biodiesel sendiri merupakan bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa fatty acid methyl ester (FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/trans-esterifikasi.

Menteri ESDM Ignasius Jonan meluncurkan Road Test B30 untuk 3 unit truk dan 8 unit kendaraan penumpang berbahan bakar B30 yang masing-masing menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer, 13 Juni 2019 lalu.

B30 telah dinyatakan siap digunakan oleh mesin diesel biasa dengan sedikit atau tanpa penyesuaian. Penyesuaian, sebut keterangan itu, dibutuhkan jika penyimpanan atau wadah biodiesel terbuat dari bahan yang sensitif dengan biodiesel seperti seal, gasket, dan perekat terutama mobil lama dan yang terbuat dari karet alam dan karet nitril.

Pemanfaatan biodiesel dinilai dapat membersihkan kerak dan kotoran yang tertinggal pada mesin, saluran bahan bakar dan tangki bahan bakar karena sifatnya sebagai solvent (pelarut).

Sebelumnya, pemerintah juga berhasil memanfaatkan penggunaan B20 untuk berbagai macam mesin diesel. Penggunaan B20 ini tergantung dengan tiga faktor, yaitu kualitas bahan bakar (biodiesel dan solar), handling/penanganan bahan bakar dan juga kompatibilitas material terhadap bahan bakar tersebut.

Apa keunggulan B20? “Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi CO lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini dipengaruhi oleh lebih tingginya angka cetane dan kandungan oksigen dalam B20 sehingga mendorong terjadinya pembakaran yang lebih sempurna.”

Dan juga, kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi Total Hydrocarbon (THC) lebih rendah dibanding kendaraan B0. Hal ini disebabkan pembakaran yang lebih baik pada kendaraan B20, sehingga dapat menekan emisi THC yang dihasilkan.

Dalam Temu Netizen Bumi Sriwijaya ini, turut disertai pula kunjung lapang ke Refinery Unit (RU) III Plaju milik PT Pertamina (Persero) yang merupakan green refinery pertama di Indonesia. Wow!

Juga hadir, YouTuber @BramDermawan serta Kepala Divisi Unit Penyaluran Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit Fajar Wahyudi, dan Kepala Sub Direktorat Keteknikan dan Lingkungan Bioenergi Kementerian ESDM Efendi Manurung.(Rilis/na/Muzzamil/Red)

LEAVE A REPLY