Jajaran Polda Lampung Melalui Polres Lampung Timur Gelar FGD Penanganan Konflik Sosial

0
688

Lampung Timur, Lampungsai.com – Optimalisasi peran tugas Bhabinkamtibmas dalam penanganan konflik sosial, Polda Lampung menggelar Forum Group Discussion (FGD) Optimalkan Penanganan Konflik Sosial melalui Polres Kabupaten Lampung Timur. Kegiatan berlangsung di Aula Hotel Tirta Kecana, Sribowono, Kabupaten setempat. Rabu, 07 Agustus 2019.

Foto bersama para narasumber dan moderator.

Dalam Agenda di Moderatori oleh Juniardi,.SIP.,SH.,MH. selaku Pimpinana Redaksi Sinarlampung.com dan Wakil Ketua Bidang Pembelaan Wartawan PWI Lampung.

Hadir dalam kesempatan itu  Pemkab Lampung Timur yang diwakili Sekretaris Kesbangpol, Rifian Al Chepy, Wadir Binmas Polda Lampung dan jajaran, Perwakilan Kejaksaan Negeri Sukadana, jajaran Polres Lampung Timur, para Kepala Desa dan para tamu undangan.

Dalam kesempatan itu, pemaparan dari Pemkab Lampung Timur, yang disampaikan oleh Rifian Al Chepy bahwa, dalam penanganan konflik sosial masyarakat, Pemkab sudah dibentuk tim koordinasi terpadu bersama pihak TNI/Polres.
Selain itu, Pemkab juga mmebuat program diskusi berkenaan hal terkait bersama dengan masyarakat di desa yang ada.

“Soal Konflik sosial, dalam kurun waktu 3 tahun ini, agak bergeser mengarah pada politik nasional. Artinya tidak begitu ada muncul, karena sudah ada tim terpadu, kala ada info soal konflik sosial dibawah, dengan segera di lakuka  pertemuan dan diskusi, tentunya bersama dengan pihak TNI/Polri dan para tokoh adat masyarakat yang keterkaitan,” katanya.

Selanjutnya disampaikan oleh Perwakilan Kejaksaan Negeri Sukadana, M.Habi (Kasi Pidsus), menurutnya dari pihak Kejaksaan sudah dijelaskan oleh pihak Kesbangpol dan telah dibentuk tim terpadu. Dalam penanganan konflik sosial dan pencegahannya perlu dibutuhkan peran masyarakat itu sendiri.

“Khusus di kejaksaan ada kegiatan program pencegahan konflik sosial sejak dini di tingkat sekolah dan desa, yakni di beri nama JaksaSekolah dan JaksaDesa,”ujarnya.

Selain itu dipaparkan juga oleh Junaidi salah satu dokter di RSUD Sukadana, dikatanya, bagaimana konflik sosial terjadi dalam psycologi-nya dan apa saja bentuk dan bagaimana peran-peran kita sebagai orang tua, Suami dan lainnya.

“Tentunya ini perlu di pahami termasuk juga di situasi kerja, bagaimana dengan atasan, masyarakat dan seterusnya. Dalam hal ini yang perlu di pahami dari kita, sebagai apa dirumah, di situasi kerjaan, ditengah masyarakat. Hal sepele ini yang dapat dimungkinkan  terjadi konflik sosial cukup berat,”ujarnya.

mengenai konflik sosial secara umum, disampaikannya, konflik sosial di tengah masyarakat, tentu kembali dari kita, sebagai apa dan bagaimana.

“Jika tidak bisa menyelesaikan konflik internalnya saja susah, bagaimana dengan konflik diluar. Malah bisa jadi, kita menjadi provokatif dan hal semacamnya, bahkan cepat emosional. Inilah perlu intropeksi diri disetiap situasi, lingkungan dan di intern keluarga,”jelasnya.

Dalam pandangan Sosiologi terkait dampak dan penyebab konflik sosial masyarakat, dipaparkan oleh Akademisi Unila, Dr.Sindung Haryanto,.M.Si, bahwa di Lampung Timur hanya ada konflik yang khas, karena lampung tidak termasuk wilayah yang fokus terjadi konflik sosial berat.

Ada tiga golongan yakni Spontan (kekerasan yang terjadi tidak terencana) ini menjadi titik pemicu konflik sosial antar pemuda. Kemudian Perampokan dan Amuk massa (main hakim sendiri) untuk menghukum yang dilakukan masyarakat terhadap pelaku pencurian yang melebihi toleransi masyarakat, maka ini juga menjadi pemicu terjadi konflik sosial antar masyarakat atau desa. Ketiganya ini saling berkaitan dalam pemicu konflik dan muara pada amuk massa.

“Pada umumnya terjadinya konflik sosial ditengah masyarakat itu, emosional individu yang tak terkontrol, kenakalan remaja, kurang keharmonisan antar warga/suku atau etnis, ekonomi dan pola mempertahankan hak yang berharga, terakhir dampak dari sisi pelayanan publik dan segi keamanan,”jelasnya.

Wadir Binmas Polda Lampung, menambahkan, AKBP AR. Napitupulu, secara keseluruhan, Lampung Timur hanya timbul di konflik sosial atas, ekonomi, sosial budaya dan politik.

“Artinya se-Lampung, mengenai konflik sosial, Lampung Timur tidak masuk dalam kategori rawan dan berangsur membaik dari tahun- tahun sebelumnya,”pungkasnya.
(Red)

LEAVE A REPLY